
Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis
points (bps) menjadi 6 persen. Lalu, investasi jenis apa yang paling cocok untuk tren suku bunga meningkat seperti saat ini?
Head of Wealth Management and Retail Digital Business Bank Commonwealth
Ivan Jaya mengatakan, dalam tren suku bunga meningkat, akan lebih cocok
untuk berinvestasi di reksa dana pasar uang dibandingkan dengan
investasi reksa dana pendapatan tetap.
Sebab, tren kenaikan suku bunga biasanya akan diikuti oleh kenaikan
imbal hasil (yield) obligasi. "Berarti harga obligasi akan mengalami
penurunan," jelas Ivan ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (16/11/2018).
Sementara menurut Ivan, untuk investasi jangka panjang, reksa dana saham
menjadi pilihan investasi yang lebih tepat. Sebab, Ivan menjelasksan,
kondisi fundamental Indonesia dinilai masih cukup baik. Terlihat dari
tingkat inflasi yang terjaga pada tahun ini, dimana pada Oktober berada
di level 3,16 persen (yoy).
Angka tersebut masih berada dalam target BI yang sebesar 3,5 plus minus 1
persen hingga akhi tahun. Selain itu, meski rupiah cenderung melemah
pada tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga cukup baik, yaitu
5,17 persen di kuartal III-2018.
"Karena kenaikan suku bunga saat ini lebih disebabkan oleh kondisi
global dimana AS berencana akan terus melakukan pengetatan kebijakan
ekonominya. Namun kondisi fundamental Indonesia masih terjaga cukup
baik," jelas Ivan.
Adanya koreksi pasar saham, jelas Ivan, menjadi mometum yang tepat untuk
memulai atau menambah porsi investasi di pasar saham.
"Dengan kondisi ekonomi yang bertumbuh, diharapkan kondisi keuangan
emiten juga akan bertumbuh kedepannya," ujar dia.
Sumber : https://ekonomi.kompas.com
JAKARTA, KOMPAS.com -
Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis
points (bps) menjadi 6 persen. Lalu, investasi jenis apa yang paling
cocok untuk tren suku bunga meningkat seperti saat ini?
Head of Wealth Management and Retail Digital Business Bank Commonwealth
Ivan Jaya mengatakan, dalam tren suku bunga meningkat, akan lebih cocok
untuk berinvestasi di reksa dana pasar uang dibandingkan dengan
investasi reksa dana pendapatan tetap.
Sebab, tren kenaikan suku bunga biasanya akan diikuti oleh kenaikan
imbal hasil (yield) obligasi. "Berarti harga obligasi akan mengalami
penurunan," jelas Ivan ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (16/11/2018).
Sementara menurut Ivan, untuk investasi jangka panjang, reksa dana saham
menjadi pilihan investasi yang lebih tepat. Sebab, Ivan menjelasksan,
kondisi fundamental Indonesia dinilai masih cukup baik. Terlihat dari
tingkat inflasi yang terjaga pada tahun ini, dimana pada Oktober berada
di level 3,16 persen (yoy).
Angka tersebut masih berada dalam target BI yang sebesar 3,5 plus minus 1
persen hingga akhi tahun. Selain itu, meski rupiah cenderung melemah
pada tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga cukup baik, yaitu
5,17 persen di kuartal III-2018.
"Karena kenaikan suku bunga saat ini lebih disebabkan oleh kondisi
global dimana AS berencana akan terus melakukan pengetatan kebijakan
ekonominya. Namun kondisi fundamental Indonesia masih terjaga cukup
baik," jelas Ivan.
Adanya koreksi pasar saham, jelas Ivan, menjadi mometum yang tepat untuk
memulai atau menambah porsi investasi di pasar saham.
"Dengan kondisi ekonomi yang bertumbuh, diharapkan kondisi keuangan
emiten juga akan bertumbuh kedepannya," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tren Suku Bunga Tinggi, Investasi Reksa Dana Apa yang Paling Pas?", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/17/164007626/tren-suku-bunga-tinggi-investasi-reksa-dana-apa-yang-paling-pas.
Penulis : Mutia Fauzia
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tren Suku Bunga Tinggi, Investasi Reksa Dana Apa yang Paling Pas?", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/17/164007626/tren-suku-bunga-tinggi-investasi-reksa-dana-apa-yang-paling-pas.
Penulis : Mutia Fauzia
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
Comments
Post a Comment