Gross Profit Method dan Retail Inventory Method

penilaian harga pokok persediaan dengan metode taksiran


2.1 Penilaian harga pokok persediaan dengan metode taksiran
Bagi kebanyakan perusahaan yang menggunakan sistem periodic untuk mencatat mutasi persediaan barang dagangannya, adakalanya mengalami kesulitan untuk menghitung nilai harga pokok barang dagangannya apabila manajemen perusahaan mengharuskan untuk menyiapkan laporan keuangan bulanan, atau per triwulan, kwartalan, semesteran, bahkan mingguan, oeh karena itu harus melakukan perhitungan fisikpersediaanbarang dagangan secara langsung. Perhitungan fisik persediaan barang dagangan memerlukan biaya yang mahal, sementara kebutuhan manajemen harus dilaksanakan. Untuk mengantisipasinya maka dibutuhkanmetode lain yang dapat membantu untuk memperoleh harga pokok persediaan barang dagangan sesuai dengan skedul kebutuhan manajemen tanpa harus melakukan perhitungan fisik persediaan barang dagangan secara langsung bagi perusahaan yang menggunakan system periodic. Metode lain yang dimaksud adalah metode taksiran. Metode taksiran tidak seakurat perhitungan fisik persediaan barang dagangan secara langsung, namun nilai harga pokok persediaan barang dagangan yang diperoleh dari metode taksiran secara umum nilainya (selisihnya) tidak jauh berbeda dengan perhitungan fisik persediaan barang dagangan secara langsung.
Metode taksiran tidak boleh digunakan untuk menghitung harga pokok persediaan barang dagangan untuk kepentingan penyiapan laporan keuangan tahunan, atau untuk kepentingan eksternal perusahaan seperti pemerintah (fiskus), investor, tetapi penggunaan metode taksiran hanya untuk kebutuhan internal perusahaan. Metode taksiran yang dapat digunakan untuk menilai harga pokok barang dagangan , terdiri dari:
1.      Metode laba kotor (gross profit method)
2.      Metode penjualan secara eceran (retails sales method)
2.1.1        Metode laba kotor (gross profit method)
Metode laba kotor yang digunakan perusahaan untuk menaksir harga poko persediaan barang dagangan pada akhir suatu periode, dapat ditempuh melalui tahap-tahap berikut:
  1. Menentukan persentase laba kotor dari penjualan bersih pada periode sebelum diadakannya penaksiran nilai persediaan barang dagangan
  2. Menghitung nilai harga pokok penjualan barang daganan untuk periode diadakannya penaksiran nilai persediaan dengan cara mengurangkan persentase 100% dengan persentase laba kotor periode sebelum diadakannya penaksiran nilai persediaan, kemudian hasil pengurangannya dikalikan dengan penjualan bersih aktual yang terjadi pada periode diadakannya penaksiran nilai persediaan barang dagangan
  3. Menghitung persediaan akhir dengan persamaan:
HPP = persediaan awal + pembelian – persediaan akhir
Contoh Kasus:
Dik:  nilai penjualan UD.Sejahtera pada periode 2011 sebesar $150,000; harga pokok penjualan sebesar $120,000. nilai persediaan barang dagangan pada tanggal 1 Januari 2012 sebesar $5,000. pembelian bersih selama bulan Januari sebesar $98,000 dan total nilai penjualan bersih per 31 Januari 2012 sebesar $125,000.
Diminta: hitung nilai estimasi persediaan barang dagangan per 31 Januari 2012
Penyelesaian:
Menghitung persentase laba kotor:
penjualan bersih periode 2011                                                            $ 150,000
Harga pokok penjualan periode 2011                                                ($ 120,000)
Laba  Kotor                                                                                         $   30,000
                                                                                                                                        
Persentase laba kotor dari penjualan periode 2011
= {$30,000/$150,000}*100%
= 20%
Menghitung harga pokok penjualan periode Januari 2012, sebagai  berikut:
= {100%-persentase laba kotor }*penjualan bersih 2012
= {100%-20%} * $125,000
= 80% * $125,000
= $100,000
Persamaan matematis:
Harga pokok penjualan = persediaan awal + pembelian bersih –persediaan akhir                                                             $100,000                      = $5,000 + $98,000 – persediaan akhir
Persediaan akhir           = $103,000 - $100,000
                                     = $3,000
Pengujian:
Persediaan awal                                                                                  $    5,000
Pembelian bersih                                                                                 $  98,000
persediaan tersedia dijual                                                                    $103,000
Persediaan akhir 31 Januari 2012                                                    ($   3,000)
Harga Pokok Penjualan                                                                       $100,000
2.1.2        Metode Persediaan Eceran (Retail Inventory Method)
Perhitungan nilai harga pokok persediaan pada akhir suatu periode akuntansi dengan menggunakan metode eceran didasarkan pada hubungan harga pokok penjualan barang dagangan yang tersedia untuk dijual dengan harga eceran, oleh karena setiap terjadinya penjualan barang dagangan baik secara tunai, kredit, maupun secara eceran mengandung dua komponen utama dari nilai penjualan tersebut, yakni harga pokok penjualan dan laba kotor. Metode persediaan eceran biasanya digunakan oleh perusahaan ritel seperti supermarket dan sejenis itu untuk menghitung nilai harga pokok persediaan barang dagangannya pada suatu akhir periode akuntansi atau pada saat manajemen membutuhkan informasi tersebut.
Penggunaan metode persediaan eceran untuk menaksir harga pokok persediaan barang dagangan perusahaan pada akhir suatu periode, dapat ditempuh melalui tahap-tahap berikut:
1.      Menentukan persentase harga pokok barang dagangan yang tersedia untuk dijual terhadap harga jual eceran pada periode berjalan, dengan rumus :
{nilai harga pokok barang dagangan yang tersedia untuk dijual / nilai harga jual eceran} * 100%
2.      Menghitung nilai persediaan barag dagangan akhrr periode berjalan
3.      Mengalihkan  persentse harga pokok barang dagangan yang telah diperoleh (pada point 1) dengan nilai persediaan barang dagangan akhir  untuk memperoleh nilai harga pokon barang dagangan akhir tersebut
Contoh :
Berikut ini data buku besar perusahaan “Maju Supermarket” per 31 Januari 2012, yang menggunakan asumsi arus biaya rata-rata untuk mengestimasi harga pokok barang dagangannya, yakni:
                                                                                    average cost method
                                                                                        cost    retail pricing
Beginning inventory 1 jan…………………  $  20,000    $  25,000
Net purchase in january…………………..    $  80,000    $ 105,000
Good available for sale…………………….  $100,000    $ 130,000
Deduct:
Net sales for january…………………………………                $ 120,000
Inventory, January 31, at retail price……           $   10,000
Cost percentage = {$100,000/$130,000}*100%
                                           = {76.92%∞77%}
Inventory, January 31, at estimated cost = (77%*$10,000)
                                                                              = $   7,700
2.2 Penilaian Persediaan Selain dari Harga Pokok
            Untuk mengakuratkan nilai persediaan barang dagangan yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan pada akhir periode  akuntansi agar sesuaidengan nilai pasar atau nilai wajarnya, maka diperlukan cara atau metode lain untuk menghitungnya, yaitu dengan asumsi arus biaya yang terdiri dari metode mana yang lebih rendah antara harga pokok atau harga pasar (lower of cost of market) dan nilai realisasi bersih.
2.2.1 Metode mana yang lebih rendah antara harga pokok atau harga pasar (lower of cost or market)
            Apabila nilai persediaan barang dagangan pada tanggal neraca  yang dihitung melalui asumsi arus biaya lebih tinggi dari harga pasarnya, maka nilai yang akan disajikan dalam laporan keuangan  perusahaan adalah nilai pasarnya. Nilai pasar persediaan barang dagangan yang dimaksud dalam hal ini adalah harga penggantian barang dagangan tanggal neraca tersebut. Apabila harag pasar lebih rendah dari harga pokok persediaan barang dagangan yang disajikan dalam neraca, maka perlu dibuat ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat kerugian oleh karena terjadinya penurunan harga persediaan barang dagangan tersebut, sekaligus menetapkan kembali nilai persediaan barang dagangan akhir sesuai dengan harga pasarnya.
commodity
quantity
Cost/unit ($)
Market value/ unit ($)
Total cost ($)
Total market value ($)
Lower of cost or market ($)
P
30
10.00
11.00
300.00
330.00
300.00
Q
40
13.00
12.00
520.00
480.00
480.00
R
50
14.00
14.00
700.00
700.00
700.00
S
60
17.00
16.00
1,020.00
960.00
960.00
T
70
15.00
18.00
1,050.00
1,260.00
1,050.00
Total
250
69.00
71.00
3,590.00
3,730.00
3,490.00
            Dari data diatas maka dapat dilakukan analisis untuk menetapkan kembali nilai persediaan barang dagangan yang ada dalam neraca neraca perusahaan. Penetapan kembali nilai akhir persediaan barang daganagn tersebut dapat dilakukan dengan basis individual, kelompok barang dagangan yang sejenis, ataupun secara keseluruhan. Pada jenis barang Q dan S mengalami penurunan nilai oleh harga pasar lebih rendah dari harga perolehannya. Maka ayat jurnal penyesuaian untuk mengakui penurunan nilai persediaan barang dagangan dengan cara:
Apabila perusahaan mengkehendaki penyesuaian yang dibuat secara individual, maka ayat jurnalnya:
Commodity Q Loss on Decline in Value of Inventory       $40.00
                                                Inventory                                                       $ 40.00
Commodity S  Loss on Decline in Value of Inventory       $ 60.00
                                                Inventory                                                         $ 60.00
Akan tetapi jikalau perusahaan menghendaki penyesuaian secara keseluruhan , maka ayat jurnal penyesuaiannya:
                        Loss on Decline in Value of Inventory           $100.00
                                    Inventory                                                                    $ 100.00
Apabila perusahaan mempertahankan nilai persediaan barang dagangan pada nilai perolehannya dalam Laporan keuangan perusahaan, maka dalam penyesuaian dapat menggunakan akun Penyisihan untuk Penurnan nilai Persediaan ( Allowance for decline in value of inventory ). Maka ayat jurnal penyesuaiannya adalah:
Commodity Q             Loss on Decline in Value of Inventory           $40.00
                                         Allowance for decline in value of inventory         $40.00
Commodity S  Loss on Decline in Value of Inventory           $60.00
                                         Allowance for decline in value of inventory         $60.00
Akan tetapi jikalau perusahaan menghendaki penyesuaian dilakukan secara keseluruhan , maka ayat jurnal penyesuaiannya yaitu:
                        Loss on Decline in Value of Inventory           $100.000
                                    Inventory                                                                    $ 100.000
            Apabila persediaan barang dagangan yang telah mengalami penurunan nilai Q dan S telah terjual pada periode berikutnya, maka akun Penyisihan untuk Penurunan Nilai Persediaan ( Allowance for Decline in value of inventory ) akan didebet dan dikredit Harga Pokok Penjualan ( cost of good sold ).
Dimisalkan pada periode akuntansi berikutnya Tahun 2011 barang dagangan Qdan S telah terjual kepada pelanggan , maka ayat jurnal penyesuaiannya:
Commodity Q:
            Accounts Receivable                          $600.000
                             Sales Revenue                                            $600.000
            Cost of Good Sold                             $ 520.000
                             Inventory                                                   $ 520.000
            Allowance fer decline in value of  inventory  $40.00
                             Cost of Good Sold                                                            $40.00
Commodity S :
            Accounts Receivable                          $ 1,100.00
                             Sales Revenue                                            $ 1,100.00
            Cost of Good Sold                             $ 1,020.00
                             Inventory                                                   $ 1,020.00
            Allowance fer decline in value of  inventory  $60.00
                             Cost of Good Sold                                                            $60.00
            Apabila perusahaan melakukan penyesuaian secara keseluruhan pada akhir periode dimana barang dagangan mengalami penurunan nilai, dan telah terjual maka ayat jurnal penyesuaiannya pada akhir periode :
            Allowance for decline in value of inventory     $100.000
                        Cost of Good Sold                                                     $100.000        
2.2.2 Penilaian dengan Nilai Realisasi Bersih
            Contoh:
            Diasumsikan dari komoditas T diatas mengalami kerusakan sehingga mengharuskan perusahaan menurunkan harga jualnya dibawah harga pokok penjualannya. Harga jual kepada pelanggan sebesar $ 990 dan komisi untuk agen penjual sebesar $ 10. maka untuk mencatat transaksi tersebut jurnalnya yaitu :
Commodity T :
            Cash                                        $ 980.00
            Commision Expense               $   10.00
                             Sales Revenue                                $ 990.00
            Cost of Good Sold                 $ 1,050.00
                              Inventory                                      $ 1,050.00
            Loss on Decline in value of inventory            $ 70.00
                               Inventory                                                             $ 70.00
Maka dari sinilah perusahaan perlu membuat ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi yaitu:
            Loss on Decline in value of Inventory            $ 70.00
                             Inventory (commodity T )                                     $ 70.00
2.3 Informasi Persediaan untuk Analisis Keuangan  
            Penyimpanan persediaan barang dagangan yang sangat besar jumlahnya dalam perusahaan merupakan hal yang buruk oleh karena telah tertanamnya sejumlah besar dana didalamnya, belum lagi harus menghadapi resiko kerusakan pemeliharaan, dan lain sebagainya yang berpotensi merugikan perusahaan. Hal sebaliknya juga apabila perusahaan kekurangan stok persediaan barang dagangan untuk dijual kepada pelanggan akan berakibat buruk terhadap penjualan oleh karena tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan baik. Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut sebaiknya perusahaan harus menyiapkan pola dan perhitungan yang baik dalam mengelola persediaan barang dagangannya agar tidak kelebihan atau kekurangan stok.
Perputaran persediaan =      harga pokok penjualan                   
                                              persediaan rata-rata (FIFO/LIFO)
                                         =   ? kali
Dimisalkan data yang diperoleh dari UD.Umbu periode tahun 2012 , yaitu:
            Persediaan awal 1 Januari 2012                      $   15,000
            Pembelian Bersih                                            $ 360.000
            Persediaan tersedia dijual                               $ 375.000
            Persediaan akhir 31 Des 2012                       ( $  20,000 )
                        Harga Pokok Penjualan                       $ 355,000
Diminta : Hitung Perputaran barang Dagangan UD.Umbu periode 2012.
Penyelesaian :
Persediaan rata- rata periode 2010 = ( $ 15,000 + $ 20.000 ) / 2
                                                        =   $ 17,500.00
Perputaran Persediaan  = 355,000 / 17, 500
                                      = 20.28 kali
            Apabila perusahaan ingin mengetahui setiap berapa hari persediaan barang dagangannya mengalami pergantian selama tahun 2012, dengan cara:
             
            Jumlah Hari Penjualan =          Persediaan Akhir Periode          
                                                           Harga Pokok Penjualan Harian
                                                     =   ? hari
Diasumsikan dari contoh UD.Umbu diatas akan dihitung jumlah dari penjualan selama tahun 2012, yakni:
Penyeesaian:
Harga pokok penjualan UD.Umbu                             = $ 355,000/365 hari
                                                                                    = $972,60
            Jumlah hari penjualan =          persediaan akhir periode        
                                                        Harga pokok penjualan harian
                                                = ? hari
            Jumlah hari penjualan = 20,000 / 972,60
                                                = 20,56 hari
 
sumber : http://hafizhhamdi.blogspot.com/2012/10/penilaian-harga-pokok-persediaan-dengan.html

Comments