Bagaimana Financial Number Game?



Financial Numbers Game jika diterjemahkan secara bebas ke Bahasa Indonesia, berarti Permainan Angka-Angka Keuangan. Kata-kata ini pertama kali muncul pada waktu ketua SecuritiesExchange Commissions (SEC), Arthur Levitt, pada saat memberikan ceramah di New York University Center untuk law and business pada tanggal 28 september 1999.
Permainan angka-angka laporan keuangan atau Financial Numbers Game, menurut Charles W. Mulfrod & Eugene E. Comiskey dalam bukunya The Financial Numbers Game: Detecting Creative Accounting Practices (2002: 16), penggunaan praktik-praktik akuntansi kreatif (creative accounting practices) agar dapat mengubah pandangan pembaca laporan keuangan atas kinerja bisnis perusahaan. 
Untuk menyembunyikan laba yang turun, beberapa manajer memainkan fleksibilitas yang ditemui di dalam prinsip-prinsip akuntansi guna mengubah laporan keuangan mereka. Sementara itu, yang lain melangkah lebih jauh dengan melakukan fraud (penipuan, kecurangan, atau penggelapan) dalam pelaporan keuangannya.
Dengan kata lain, Financial Numbers Game atau permainan angka-angka keuangan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh manajemen perusahaan terhadap laporan keuangan perusahaan, agar laporan keuangan perusahaan sesuai dengan yang diinginkan oleh manajemen perusahaan.
Istilah - Istilah untuk Financial Numbers Game
Banyak istilah dan bentuk yang dipakai dalam jenis permainan ini, tergantung pada “keahlian” manajemen perusahaan, yaitu:
  1. Aggressive AccountingPemilihan dan penerapan prinsip akuntansi yang bertujuan agar laba tahun berjalan lebih tinggi (higher current earnings), terlepas dari apakah praktik tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak.
  2.  Earnings ManagementManipulasi laba secara aktif untuk suatu target yang sudah ditentukan sebelumnya oleh, misalnya, manajemen, untuk suatu proyeksi yang sudah dibuat oleh analis, atau untuk mendapatkan suatu angka yang konsisten dengan smoother, more sustainable earnings stream.
    Teknik yang paling sering digunakan dalam penerapan earnings management adalah memanfaatkan fleksibilitas yang ada pada GAAP (Generally Accepted Accounting Principles).
    Beberapa teknik earnings management :
    • Menunda pendapatan (earnings)Dapat dilakukan dengan cara memainkan besaran tingkat kolektibilitas piutang melalui pencadangan piutang tak tertagih, masa manfaat aktiva tetap, dan nilai residu harta.  Contoh lainnya adalah purchased in-process research & development (R&D). Ini terjadi dalam sebuah penggabungan perusahaan-perusahaan teknologi. Sesuai dengan namanya, R&D tersebut belum selesai, sehingga jika memiliki masa manfaat ekonomis di masa mendatang, R&D tersebut bisa dikapitalisasi. Dalam hal ini biaya riset dan pengembangan tersebut diperbesar dan pembebanannya dilakukan melalui amortisasi. Hal ini menyebabkan pendapatan (earnings) perusahaan dapat dikelola dengan baik.
    •  Mengubah metode atau estimasi akuntansiBanyak perusahaan sering mengganti estimasi akuntansinya yang berhubungan dengan piutang tak tertagih, retur atau dana pensiun, umur ekonomis aktiva dan lain lain. Contohnya, di tahun 1998 DELTA AIRLINES menambah umur ekonomis untuk beberapa armada pesawatnya, dari 20 tahun menjadi 25 tahun, sehingga mengurangi beban penyusutan dan meningkatkan laba sebelum pajak sebesar USD 92 juta. Meskipun perubahan ini merupakan suatu bagian yang rutin dari penyesuaian estimasi akuntansi untuk menampilkan informasi terkini yang tersedia, hal ini dapat digunakan untuk mengatur jumlah laba yang dilaporkan. Karena dampak dari perubahan ini diungkap secara menyeluruh dalam laporan keuangan maka setiap motivasi manajemen laba dapat dengan mudah dideteksi oleh para pemakai laporan keuangan.Adapula, perubahan dalam metode atau estimasi dengan pengungkapan minimal atau tanpa pengungkapan sama sekali.  Sebagai contoh, kasus XEROX: skenario perubahan tingkat bunga yang digunakan untuk mencatat penjualan sewa guna usaha tanpa memberikan menggambarkan perubahan ini dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan. Seseorang mungkin dapat berdebat mengenai betapa lebih sesuainya tingkat bunga yang baru itu, tetapi yang pasti adalah kelalaian untuk mengungkapkan dampak dari perubahan ini dapat menyesatkan para pemakai laporan keuangan. Akibatnya, para pemakai laporan keuangan melakukan evaluasi atas laba yang dilaporkan oleh Xerox dengan menggunakan asumsi yang tidak benar, yakni bahwa hasil operasi perusahaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan benar-benar berasal dari metode dan estimasi akuntansi yang sama dan yang konsisten dengan tahun sebelumnya, sehingga dianggap dibandingkan dengan hasil tahun sebelumnya, hal ini merupakan suatu tipu muslihat dalam akuntansi.
     
  3.  Income Smoothing

    Suatu bentuk earnings management yang didesain untuk menghilangkan aliran laba yang fluktuatif, termasuk cara-cara untuk mereduksi dan “menyimpan” laba pada saat kinerja keuangan sedang membaik agar laba tersebut bisa dimanfaatkan pada saat kinerja keuangan sedang menurun.


    General Electric (GE) adalah salah satu perusahaan yang terbukti berhasil melakukan praktik meratakan atau memuluskan laba. Pada kenyataannya, kemampuan GE untuk melaporkan kenaikan laba secara terus-menerus adalah hal yang sangat melegenda. Pada akhir tahun 2001, General Electric melaporkan pertumbuhan laba selama 105 triwulan berturut-turut. Struktur usaha GE pada dasarnya memang cocok untuk manajemen laba karena luasnya unit operasi perusahaan (jasa keuangan, produsen alat berat, peralatan rumah tangga dan lain-lain). Satu kerugian yang dilaporkan oleh satu unit usaha sering kali dapat ditutup dengan laba yang dilaporkan oleh unit usaha yang lain. Dengan melakukan pengakuan laba atau rugi secara berhati-hati dan tepat waktu, GE dapat menghindari pelaporan laba yang terlalu naik atau terlalu turun dari waktu. Misalnya saja, dalam keterangan persnya ditriwulan ke IV tahun 2001, GE melaporkan bahwa anak perusahaan GE Capital services berhasil memperoleh laba setelah pajak sebesar USD642 juta dari restrukturisasi atas investasinya di Global Satellite Partneship. Dan dalam triwulan yang sama, GE Capital services melaporkan rugi setelah pajak sebesar USD656 juta berkaitan dengan keluarnya GE Capital Services dari lini produk asuransi dan keuangan yang tidak menguntungkan. Waktu terjadinya salah satu kejadian ini dapat saja ditunda sehingga terjadi di triwulan pertama tahun 2002, tapi dengan memastiksan bahwa pengakuan atas kedua kejadian tersebut diakui dalam triwulan yang sama, General Electric mampu menunjukkan suatu angka laba yang mulus. Pada tahun 1994, suatu artikel dalam the wall street journal menuduh General Electric meratakan labanya. Segera setelah dimuatnya artikel tersebut, salah seorang eksekutif keuangan GE berbicara dihadapan para profesor, yang salah satunya berani bertanya mengenai praktik meratakan laba yang dilakukan oleh GE. Pejabat eksekutif keuangan itu diam, tersenyum, kemudian menjawab, “ Ya, penentuan waktu pengakuan beberapa keuntungan dan kerugian kami seringkali hanyalah suatu kebetulan saja”.  Tentu saja dengan jawaban itu, implikasi yang timbul adalah bahwa GE berusaha sedapat mungkin sesuai dengan aturan-aturan akuntansi yang berlaku, meratakan laba yang dilaporkan.
  4.  Fraudulent Financial ReportingPenyajian keliru (misstatement) yang disengaja atau penyembunyian (ommision) atas suatu angka atau pengungkapan di dalam laporan keuangan yang bertujuan untuk memperdayai pengguna laporan keuangan melalui pendekatan administratif, perdata, atau kriminal.

    Fraudulent financial reporting adalah perilaku yang disengaja atau ceroboh, baik dengan tindakan atau penghapusan,yang menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan (bias). Fraudulent financial reporting yang terjadi disuatu perusahaan memerlukan perhatian khusus dari auditor independen.
    Praktek fraudulent financial reporting umumnya meliputi tiga hal sebagai berikut:
    • Manipulasi, falsifikasi, alterasi atas catatan akuntansi dan dokumen pendukung atas LK yang disajikan.
    • Salah penyajian (misrepresentation) atau kesalahan informasi yang signifikan dalam laporan keuangan.
    • Salah penerapan (misapplication) dari prinsip akuntansi yang berhubungan dengan  jumlah, klasifikasi, penyajian (presentation) dan pengungkapan (disclosure).

      Fraudulent financial reporting juga dapat disebabkan adanya kolusi antara manajemen dengan auditor independen. Salah satu upaya untuk mencegah adanya kolusi tersbut, maka perlu dilakukan rotasi auditor independen dalam melakukan audit suatu perusahaan.


      Sebagai contoh: penggambaran singkat dari beberapa entitas dengan tujuan khusus (Special purpose entities-SPE) ENRON adalah jelas bahwa beberapa (walaupun tidak semua) dari SPE ini didirikan dengan tujuan untuk menyembunyikan informasi dari para pemakai laporan keuangan. Dengan melakukan hal itu, ENRON telah melakukan penyimpangan atas semangat standar akuntansi. Dalam beberapa kasus, Enron juga melakukan penyimpangan atas standar dengan menggunakan akuntansi SPE ketika hal ini tidak diperbolehkan oleh GAAP. Contoh lain, terungkap di tahun 2002 bahwa WORLDCOM telah melakukan kapitalisasi ( yakni, mengakui sebagai aktiva ), USD 3,8 milyar pengeluaran atas beban akses telepon yang seharusnya dilaporkan sebagai beban operasional.
     
  5.  Creative Accounting PracticesBervariasinya prinsip akuntansi, dalam rangka penerapan prinsip akuntansi yang agresif, dalam rangka earnings management, income smoothing, dan pelaporan keuangan yang benar-benar menyimpang (outright fraudulent financial reporting). 
Tujuan Financial Numbers Game
Permainan angka-angka keuangan mempunyai banyak nama, namun tujuan akhirnya yaitu menciptakan kinerja usaha yang mengagumkan, manajemen yang melakukan permainan angka-angka keuangan bertujuan memperoleh keuntungan nyata. Kinerja  dan keuntungan yang ingin diperoleh yaitu berupa imbalan yang diharapkan seperti:

  1.  Share-price effectsK

    enaikan harga saham agar lebih tinggi untuk mengurangi volatilitas harga saham, meningkatkan nilai perusahaan, menurunkan biaya ekuitas, meningkatkan nilai opsi saham
    .
  2. Borrowing cost effectsKenaikan pada peringkat utang dan pengurangan biaya bunga pinjaman, atau pengunduran jatuh tempo utang dan pengurangan pembatasan dari pihak pemberi utang.
  3.  Bonus plan effectsBonus yang dihitung berdasarkan laba tercapai. Salah satu contoh yang paling terkenal, dari suatu bentuk permainan angka untuk mencapai target internal adalah kasus MINISCRIBE ditahun 1989. Untuk mencapai target laba yang nyaris tidak mungkin dicapai yang telah ditetapkan oleh CEO yang terlalu bersemangat dan menuntut, para pegawai di MINISCRIBE, sebuah perusahaan penjual disk drive, dilaporkan mengirimkan kotak kemasan disk drive berisi batu bata guna memenuhi target penjualan pada akhir triwulan.Penelitian akademis juga membenarkan bahwa perhitungan bonus internal berdasarkan laba turut mendorong munculnya manajemen laba. Misalnya saja, penelitian telah menunjukkan bahwa manajer yang menjadi subyek rencana bonus atas dasar laba biasanya lebih cenderung untuk menaikkan laba apabila mereka sudah berada dalam posisi mendekati batasan bonus, dan mereka cenderung untuk menurunkan laba apabila ada kecenderungan bahwa laba yang akan dilaporkan berada di atas bonus maksimal.
  4. Political cost effectsMenciptakan biaya politis yang rendah, termasuk menghindari peraturan yang berlaku atau daripengenaan pajak yang tinggi. 
Referensi

Felika Tabita. (2016, 14 Desember). Manajemen Laba (Earning Management). Diperoleh 13 November 2018, dari https://istanafeli.wordpress.com/2016/12/14/manajemen-laba-earning-management/

Imam Prasojo. (2011, 12 Oktober). Financial Numbers Game. Diperoleh 13 November 2018, dari http://imam-prasojo.blogspot.com/2011/10/financial-numbers-game.html
Supratman, Deyan. 2017. 1. Bab i Pendahuluan Klmpk  6. Scribd. Diakses 15 November 2017, dari Scribd.

Comments