Pengertian Hutang Jangka Panjang
Paling tidak pada artikel ini akan dibahas mengenai Pengertian Hutang Jangka Panjang
dari berbagai sudut pandang. Meski demikian pengertian tersebut
memiliki makna satu dnegan lainnya hanya berbeda dalam penyampaiannya.
Berikut pengertian hutang jangka panjang :
Secara Umum
Hutang
jangka panjang merupakan hutang yang dimiliki oleh perusahaan dan harus
dilunasi dalam waktu yang relatif lama. Jatuh tempo pelunasan hutang
jangka panjang biasanya dalam satu periode akuntansi yaitu satu tahun
atau bahkan lebih.
Pembiayaan dalam
rangka melunasi hutang jangka panjang tidak berasal dari aktiva lancar
seperti piutang dagang, investasi jangka pendek, kas perusahaan,
ketersediaan stock produk di gudang, dan berbagai aktiva lancar lainnya.
Pelunasan
hutang jangka panjang umumnya dibayar dengan aktiva tidak lancar.
Aktiva tidak lancar ialah aset ataupun kekayaan yang dimiliki perusahaan
dengan nilai waktu ekonomis yang lama atau memiliki sifat permanen.
Selain ast jangka panjang, aktiva tidak tetap ini dalam satu tahun
periode operasional tidak mudah habis.
Contoh dari aktivas tidak tetap adalah segala macam aset perusahaan seperti saham, inestasi jangka panjang, dan lain-lain
Ilmu Akuntansi Keuangan Menengah
Berdasarkan
ilmu akuntansi keuangan menengah, obligasi merupakan salah satu dalam
hutang jangka panjang. Obligasi adalah pinjaman perusahaan yang
diperoleh dari pemilik perusahaan lain.
Obligasi
berbentuk surat utang jangka panjang dan diterbitkan oleh pemerintah
maupun perusahaan yang memiliki jumlah nominal dan waktu pelunasan
tertentu. Waktu jatuh tempo sudah ditetapkan bersama sebelumnya.
Berkebalikan
dari saham, obligasi tidak memberi hak miliki pada orang yang memiliki
surat obligasi. Sedangkan saham memberi hak milik pada orang yang
memegang surat kepemilikan saham.
Kieso
Dinyatakan
oleh Kieseo bahwasanya hutang jangka panjang merupakan kewajiban
(hutang) yang harus dipenuhi di masa yang akan datang. Pemenuhan hutang
tersebut disebabkan karena penundaan pelunasan hutang yang seharusnya
dilaksanakan saat periode 1 tahun/ atau lebih pada periode operasional
perusahan.
Perbedaan hutang jangka
panjang dan hutang jangka pendek adalah terletak pada periode
pelunasannya atau jatuh tempo. Hutang jangka pendek harus dibayarkan dan
diselesaikan dalam jangka waktu kurang dari satu siklus/periode
akuntansi yaitu kurang dari satu tahun.
Dapat
disimpulkan maka perlu adnaya contoh perhitungan akuntansi hutang
jangka panjang maupun jangka pendek untuk lebih cermat dalam pemenuhan
kewajiban keduanya.
Berdasarkan
beberapa pengertian mengenai utang jangka panjang memiliki sebuah
kesimpulan. Hutang jangka panjang adalah suatu kewajiban suatu pihak
kepada pihak lain yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu
periode akutansi (satu tahun).
Aktiva
tidak lancar biasa digunakan dalam pelunasan utang jangka panjang meski
kadang dapat menggunakan kas. Pada akhir periode akuntansi, terdapat
sebagian dair hutang jangka panjang yang bertransformasi sebagai hutang
jangka pendek. Oleh karenanya diperlukan cara menghitung hutang jangka
panjang atau penyesuaian hutang jangka panjang yang telah jatuh tempo
menjadi hutang jangka pendek.
Jenis Jenis Hutang Jangka Panjang
Terdapat dua jenis hutang jangka panjang yang dapat kita ketahui. Jenis jenis utang jangka panjang yaitu :
Hutang Hipotek
Pengertian
hutang hipotek adalah hutang yang timbul disebabakan pendapatan dana
yang bersumber dari hutang dnegan penggunaan jaminan harta tetap. Harta
tetap yang berupa barang tidak bergerak seperti berbagai sertifikat
(tanah, gedung/ruko/bangunan).
Apabila
kondisi perusahaan tidak sanggup membayar hutang sesuai dengan jatuh
tempo, sebagai gantinya pemberi hutang mempunyai hak untuk menyita
ataupun menjual harta tetap yang menjadi jaminan. Hal tersebut dilakukan
untuk memperoleh dana yang disesuaikan dengan jumlah dana hutang yang
belum terbayarkan.Hutang hipotek pada umumnya hanya diperoleh dari 1 sumber, sebagai contoh melakukan peminjaman hutang hipotek kepada perbankan.
Hutang Obligasi
Definisi
hutang obligasi ialah hutang yang muncul disebabkan dana yang diperoleh
melalui surat-surat obligasi yang diterbitkan. Pemegang surat obligasi
adalah orang yang melakukan pembelian terhadap obligasi.
Hal-hal yang dicantumkan dalam surat obligasi seperti jumlah nominal, waktu pelunasan, interest per year,
beserta segala ketentuan yang disesuaikan dengan jenis obligasi yang
disepakati oleh pemberi pinjaman dan yang menerima pinjaman.
Tipe Obligasi
Obligasi memiliki berbagai macam tipe diantaranya :
- Obligasi terjamin dan tidak terjamin
- Berjangka
- Berseri
- Terdaftar
- Kupon Obligasi
Pada pengertian yang lain maka obligasi dibagi menjadi dua yaitu :
- Obligasi yang dapat ditukar (biasa ditukar dengan saham biasa tergantung pemilik saham dan obligasi)
- Tidak dapat ditukar
Hal yang Mempengaruhi Nilai Pasar Obligasi
- Jumlah nominal uang yang diperoleh
- Tenggang waktu hingga jumlah keseluruhan diterima
- Suku Bunga Pasar
Kelebihan Obligasi
Obligasi
memiliki keebihan tersendiri di bandingkan perolehan dana dari
pengeluaran surat saham. Kelebihan hutang obligasi diantaranya :
- Pemilik surat obligasi tidak memiliki hak suara pada penentuan kebijakan perusahaan. Hal ini menguntungkan karena tidak mempengaruhi manajemen internal perusahaan.
- Bunga obligasi cenderung lebih kecil apabila dikomparasikan dengan deviden yang dibagikan pada pemilik saham.
- Bunga obligasi adalah biaya yang menjadi beban bagi perusahaan dan dapat mempengaruhi terhadap berkurangnya kewajiban pajak. Sedangkan deviden merupakan laba yang harus dibagikan pada pemilik saham dan tidak dibebankan menjadi biaya.
Kekurangan Obligasi
- Bunga obligasi tetap menjadi beban perusahaan dalam kondisi memperoleh laba maupun saat mengalami kerugian.
- Pemegang obligasi tetap dapat meminta pengembalian obligasi meskipun perusahaan tidak sanggup melunasi hutang obligasi. Sebaliknya pemilik saham akan ikut menanggung apabila terjadi risiko kerugian yang didrita perusahaan.
Disamping
keuntungan atau kebermanfaatan utang jangka panjang yang dapat
diperoleh perusahaan. Terdapat resiko yang dapat diderita oleh
perusahaan. Berbagai resiko utang jangka panjang diantaranya :
- Resiko yang diterima akan semakin besar seiring dengan semakin lama jangka waktu pada pinjaman dana dan pelunasannya.
- Jumlah sumber dana pinjaman sangat terbatas.
- Apapun namanya, hutang merupakan beban yang menjadi tanggung jawab bagi perusahaan.
- Tanggal jatuh tempo sudah pasti/tetap dan tidak memandang kondisi perusahaan.
- Nilai saham yang dimiliki perusahaan dapat terpengaruh oleh besarnya jumlah utang jangka panjang.
Ketentuan, Kriteria, dan Syarat Hutang Jangka Panjang
Ketentuan
Utang jangka panjang memiliki ketentuan yang harus dipenuhi. Ketentuan-ketentuan utang jangka panjang diantaranya :
- Si penerima hutang diharapkan dapat menjaga tingkat modal minimalnya.
- Penerima utang tidak diperbolehkan menjual piutang untuk memperoleh uang cash.
- Aktiva tetap milik penerima pinjaman harus menjadi jaminan dalam bentuk hipotek kepada pemberi pinjaman.
- Memberi batasan akan pinjaman di kemudian hari melalui pelarangan penambahan pinjaman atau mewajibkan hutang tambahan tersebut sebagai subordinasi pada utang jangka panjang.
Kriteria
Usaha
dalam mengakses utang jangka panjang yang memiliki jatuh tempo lebih
dari satu tahun (biasanya5 – 20 tahun) memiliki berbagai kriteria dalam
pemenuhan persyaratannya.Kriteria yang harus dipenuhi seperti :
- Data dan Laporan harus disimpan dengan administrasi yang baik.
- Wajib melakukan pembayaran pajak
- Menjaga kinerja usaha yang masuk sebagai bagian perusahaan dalam pengajuan utang.
Syarat
Persyaratan yang dierlakukan pada perjanjian utang jangka panjang secara umum meliputi berbagai poin sebagai berikut :
- Pencatatan yang diterapkan oleh peminjam harus sesuai dengan kaidah akuntansi terutama pada hal yang berhubungan dengan utang jangka panjang.
- Melaporkan secara berkala terkait kondisi keuangan perusahaan yang telah diaudit.
- Bagi peminjam urusan pembayaran pajak dan kewajiban lain harus diselesaikan sesuai dengan tenggang waktu yang ditetapkan.
- Perusahaan yang meminjam harus sanggup menjaga semua aset perusahaan agar dapat digunakan untuk keberjalanan operasional.
Manajemen Hutang Jangka Panjang
Memiliki
utang jangka panjang bagi perusahaan memang sudah suatu kondisi umum.
Oleh karena itu ada hal yang wajib diketahui perusahaan baik cara
menghitung hutang jangka panjang maupun hal yang terkait dengan
akuntansi hutang jangka panjang.
Kondisi
tersebut mewajibkan perusahaan melakukan manajemen tersendiri terhadap
utang jangka panjang. Manajemen utang jangka panjang dapat dilakukan
dengan menyusun neraca hutang jangka panjang yang dimiliki. Neraca
merupakan laporan kondisi keuangan perusahaan pada satu siklus akuntansi
selama satu tahun. Neraca memiliki tujuan untuk mengkalkulasi mengenai
kondisi keuangan perusahaan baik aktiva maupun pasiva. Perhitungan pada
neraca meliputi dana yang masuk dan keluar, biaya operasional maupun
kondisi keuangan yang lancar pada akhir periode.
Neraca
inilah yang akan menjadi acuan dan standar dalam penentuan keputusan
yang berhubungan dengan euangan perusahaan di periode selanjutnya.
sumber : http://jurnalmanajemen.com/hutang-jangka-panjang/
Comments
Post a Comment